Islam Luar Biasa Jilid 2 : Selamat Datang Di Blog Kami , Jangan Lupa Untuk Follow Blog Kami .

Berdakwah ke Thaif

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Dengan diliputi kesedihan yang tiada taranya di kota Mekah, Rasululah tidak pernah merasa putus asa menyebarkan dakwahnya. Setelah lebih kurang sepuluh tahun berdakwah di Mekah, namun tidak mendapat hasil positif dari kaumnya, beliau berfikir untuk berdakwah di luar Mekah. Tempat yang terpikir oleh beliau adalah daerah Thaif, daerah dimana sewaktu Rasulullah masih bayi pemah disusui oleh Halimatus Sa’diyah. Beliau berharap kalau masyarakat Thaif mau menerima dakwahnya, sehingga bisa menjadi basis bagi perjuangan dakwah untuk masa‑masa mendatang.
Namun antara apa yang dibayangkan dengan realita yang beliau temui ternyata sangat bertolak belakang. Dengan rasa kebencian peminpin Thaif menolak dakwah Rasulullah, seraya mengatakan: “Keluarlah engkau dari negeri kami ini, cari tempat lain yang engkau sukai. Kami sangat takut akan terjadi kekacauan di tengah masyarakat dan kerusakan terhadap agama mereka”.
Sebagaimana masyarakat Thaif tidak ramah menyambut kedatangan Rasulullah, begitu pula halnya Rasulullah keluar dari Thaif dengan pengusiran dan kekerasan. Pemimpin Thaif mengerahkan masyarakatnya yang bodoh‑bodoh beserta anak-anaknya untuk mengusir Rasulullah dengan lemparan batu. Sehingga kedua kaki Rasulullah penuh luka, berlumuran darah.
Rasulullah hanya mampu menadahkan tangannya kepada Allah ketika meninggalkan Thaif, beliau adukan semua kelemahan dan ketidak berdayaannya kepada yang Maha Perkasa. Pengaduan Rasulullah ini terabadikan dalam do’anya yang sangat masyhur: “Ya..Allah, aku mengadukan kepada-­Mu tentang kelemahanku.., ketidak berdayaan yang aku miliki.., rendahnya aku di hadapan manusia. Ya..Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.., Engkau adalah Tuhan orang‑orang yang tertindas.., dan Engkau adalah Tuhanku..kepada siapa akan Engkau serahkan diriku ini? Apakah kepada orang jauh yang akan memberengutku..? Ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli.., akan tetapi ampunan-Mu yang Maha Luas sangat aku harapkan. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi segala kegelapan, Yang dengan itu urusan dunia dan akhirat ini akan menjadi baik, dari kemarahan-Mu kepadaku, dan dari kemurkaan-Mu yang akan Engkau timpakan kepada diriku, serta dari seluruh cela yang aku miliki, sehingga Engkau ridha kepadaku. Tidak ada kekuatan dan daya upaya kecuali hanya milik‑Mu, ya..Allah!’
Maka dari sekian banyak ujian dan cobaan yang dialami baginda Rasul di tahun sepuluh kenabian ini, kemudian dinamakan sebagai tahun kepedihan dan kesedihan. Namun Kondisi seperti ini terus berlanjut dengan perjuangan dan pengorbanan Rasulullah yang tak mengenal putus asa. Sementara para musuh Allah, terus saja melancarkan makarnya kepada Rasulullah Saw.
Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, semua peristiwa diatas terjadi dengan kehendak-Nya. Dan perlindungan Allah Swt selalu menyertai Nabi Muhammad. Karena itu, Allah memerintahkan agar Rasulullah bersabar, demi memantapkan hati beliau terhadap kebenaran janji‑janji Allah, seperti yang kita temui dalam AI‑Qur’an.
Alangkah mulianya seorang da’i yang telah mengorbankan dirinya untuk kepentingan umat manusia, menahankan berbagai kepedihan dan penderitaan dari sikaan musuh‑musuh AIlah yang durjana. Sebagai seorang manusia, tentu saja Rasulullah tidak luput dari rasa sedih dan duka bila menemui orang‑orang yang menolak dakwahnya, sementera beliau sangat ingin agar mereka mendapat hidayah, dan berada dalam keimanan.
Maka telah tiba saatnya Rasulullah mendapatkan udara baru, untuk mengurangi kesedihan yang tak terperikan ini, guna membangkitkan kembali kekuatan jiwa dan semangat juang untuk menyebarkan agama Allah di muka bumi ini.
Maka menginjak tahun sebelas kenabian, suatu peristiwa besar terjadi, peristiwa yang sempat menghebohkan kota Mekah, dan menjadi buah pembicaraan yang tak putus-­putusnya hingga sekarang. Yaitu perjalanan unik yang dilakukan oleh seorang hamba di muka bumi pada malam hari, yang dilanjutkan dengan perjalanan ke langit. Itulah peristiwa Isra’ dan Mi’raj nabi besar Muhammad saw, yang selalu diperingati oleh umat Islam setiap tahunnya di seantero dunia.
Perjalanan ini, Allah sendiri yang menentukan waktu, tempat, tujuan, dan maksudnya. Hal ini temaktub dalam firman Allah dalam surat Al‑Isra Ayat 1 yang berbunyi:
سبحان الذي أسري بعبده ليلا من المسجد الحرام الي المسجد الأقصي الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا إنه هو السميع البصير. (الإسراء: 1).
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-­Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha, yang Kami berkahi sekelilingnya. Untuk Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda‑tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. 17: 1).
Waktunya adalah pada malam hari (Lailan). Tempatnya adalah dari Al Masjidil Haram di Mekah ke Al Masjidil Aqsha di Palestina (Minal Masjidil Haram iIaI MasjidiI Aqsha) untuk perjalanan di atas bumi, dan dari Al Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha untuk perjalan ke langit sampai ke al Mala` al A’la bertemu dengan Allah Swt. Sementara tujuannya adalah untuk memperlihatkan tanda‑tanda kebesaran Allah kepada nabi Muhammad serta keagungan kekuasaan‑Nya (Linuriyahu min aayaatinaa).
Dari sini jelaslah bagi kita rahasia dan hikmah yang terdapat pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini, bukan hanya sekedar mujizat bagi Rasulullah, akan tetapi juga, merupakan penghormatan kepada Rasulullah untuk sampai ke Al ­Mala` AI A’la dan sebagai hiburan, serta pelajaran penempaan iman bagi beliau. Lebih dari itu untuk Iebih menenangkan hati baginda Rasul serta lebih menambah keyakinannya dengan bisa melihat langsung tanda‑tanda kebesaran Allah, sesuai dengan firman Allah yang mengatakan: “Linuriyahû min âyyâtinâ” (Agar Kami perlihatkan kepadanya dari tanda­-tanda kebesaran Kami) serta dalam firman‑Nya dalam ayat yang lain “Laqad ra`aa min aayyati rabbihil kubro” (Sungguh ia telah melihat tanda‑tanda kekuasaan Tuhannya yang amat besar).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar